Rabu, 24 Juni 2015

Ayah Menggendong Mayat Anaknya Karena Tak Mampu Bayar Ambulan

Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.
Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

Karena tidak kuasa melawan penyakitnya, akhirnya khaerunisa menghembuskan nafas terakhirnya pada minggu (5/6) pukul 07.00.
Khaerunisa meninggal di depan sang ayah, dengan terbaring di dalam gerobak yang kotor itu, di sela-sela kardus yang bau. Tak ada siapa-siapa, kecuali sang bapak dan kakaknya. Supriono dan muriski termangu. Uang di saku tinggal rp 6.000,- tak mungkin cukup beli kain kafan untuk membungkus mayat si kecil dengan layak, apalagi sampai harus menyewa ambulans. Khaerunisa masih terbaring di gerobak. Supriono mengajak musriki berjalan menyorong gerobak berisikan mayat itu dari manggarai hingga ke stasiun tebet, supriono berniat menguburkan anaknya di kampong pemulung di kramat, bogor. Ia berharap di sana mendapatkan bantuan dari sesama pemulung.

Pukul 10.00 yang mulai terik, gerobak mayat itu tiba di stasiun tebet.
Yang tersisa hanyalah sarung kucel yang kemudian dipakai membungkus jenazah si kecil. Kepala mayat anak yang dicinta itu dibiarkan terbuka, biar orang tak tahu kalau khaerunisa sudah menghadap sang khalik. Dengan menggandeng si sulung yang berusia 6 thn, Supriono menggendong Khaerunisa menuju stasiun. Ketika krl jurusan bogor datang, tiba-tiba seorang pedagang menghampiri supriono dan menanyakan anaknya. Lalu dijelaskan oleh Supriono bahwa anaknya telah meninggal dan akan dibawa ke Bogor spontan penumpang krl yang mendengar penjelasan supriono langsung berkerumun dan supriono langsung dibawa ke kantor polisi Tebet. Polisi menyuruh agar supriono membawa anaknya ke RSCM dengan menumpang ambulans hitam.

Supriono ngotot meminta agar mayat anaknya bisa segera dimakamkan.
Tapi dia hanya bisa tersandar di tembok ketika menantikan surat permintaan pulang dari RSCM. Sambil memandangi mayat khaerunisa yang terbujur kaku. Hingga saat itu Muriski sang kakak yang belum mengerti kalau adiknya telah meninggal masih terus bermain sambil sesekali memegang tubuh adiknya. Pukul 16.00, akhirnya petugas RSCM mengeluarkan surat tersebut, lagi-lagi karena tidak punya uang untuk menyewa ambulans, Supriono harus berjalan kaki menggendong mayat Khaerunisa dengan kain sarung sambil menggandeng tangan Muriski. Beberapa warga yang iba memberikan uang sekadarnya untuk ongkos perjalanan ke Bogor.

Para pedagang di RSCM juga memberikan air minum kemasan untuk bekal Supriono dan Muriski di perjalanan.

Psikolog Sartono Mukadis menangis mendengar cerita ini dan mengaku benar-benar terpukul dengan peristiwa yang sangat tragis tersebut karena masyarakat dan aparat pemerintah saat ini sudah tidak lagi perduli terhadap sesama. Peristiwa itu adalah dosa masyarakat yang seharusnya kita bertanggung jawab untuk mengurus jenazah khaerunisa. Jangan bilang keluarga supriono tidak memiliki KTP atau KK atau bahkan tempat tinggal dan alamat tetap. Ini merupakan tamparan untuk bangsa Indonesia, ujarnya.

Bolehkah Ambulance Menerobos Lampu Merah dalam Keadaan Darurat?

Menerobos lampu merah dalam keadaan darurat merupakan bentuk dari pengecualian pengaturan arus lalu lintas. Sayangnya Anda tidak menyebutkan keadaan darurat seperti apa yang Anda maksud.
 
Lampu merah atau sering disebut juga traffic light dikenal sebagai Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas dalam peraturan perundang-undangan yang ada, di antaranya dalam Pasal 28 PP No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (“PP 43/1993”). Dan setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mematuhi ketentuan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Pasal 106 ayat [4] huruf c UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan- “UULLAJ”). Sanksi bagi pelanggarnya adalah pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500 ribu (Pasal 287 ayat [2] UULLAJ).
 
Dari ketentuan dalam UULLAJ dan peraturan-peraturan pelaksananya, ada beberapa macam keadaan darurat yang dimungkinkan terjadi di jalan.
 
Dalam penjelasan Pasal 121 ayat (1) UULLAJ disebutkan bahwa yang dimaksud dengan "keadaan darurat" adalah kendaraan dalam keadaan mogok, kecelakaan lalu lintas, dan mengganti ban. Jika dalam keadaan yang demikian, pengemudi kendaraan bermotor wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau Parkir dalam keadaan darurat di Jalan.
 
Selain itu, Pasal 4 ayat (1) huruf g Peraturan Kapolri No. 10 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam Keadaan Tertentu dan Penggunaan Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas (“PerKap 10/2012”) menyebutkan bahwa pengaturan lalu lintas dalam keadaan tertentu dilakukan pada saat sistem lalu lintas tidak berfungsi untuk Kelancaran Lalu Lintas yang disebabkan antara lain oleh karena terjadi keadaan darurat seperti kerusuhan massa, demonstrasi, bencana alam, dan kebakaran.
 
Dalam keadaan-keadaan darurat tersebut, akan ada tindakan pengaturan lalu lintas yang meliputi (Pasal 4 ayat [2] PerKap 10/2012):
a.    memberhentikan arus lalu lintas dan/atau pengguna jalan;
b.    mengatur pengguna jalan untuk terus jalan;
c.    mempercepat arus lalu lintas;
d.    memperlambat arus lalu lintas;
e.    mengalihkan arus lalu lintas; dan/atau
f.     menutup dan membuka arus lalu lintas.
         
 
Sedangkan ambulans adalah termasuk pengguna jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sebagaimana diatur dalam Pasal 134 UULLAJ jo Pasal 65 ayat (1) PP 43/1993 sesuai urutan berikut:
a.    Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;
b.    Ambulans yang mengangkut orang sakit;
c.    Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas;
d.    Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
e.    Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
f.     Iring-iringan pengantar jenazah; dan
g.    Konvoi dan/ atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.
 
Lebih jauh diatur dalam Pasal 65 ayat (4) PP 43/993, perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat pemberi isyarat lalu lintas tentang isyarat berhenti (lampu merah) tidak diberlakukan pada kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas, ambulans mengangkut orang sakit, kendaraan untuk memberi pertolongan pada kecelakaan lalu lintas, kendaraan Kepala Negara atau Pemerintah Asing yang menjadi tamu negara, dan iring-iringan pengantaran jenazah.
 
Jadi, berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan di atas, jelas bahwa pengecualian dapat diberikan oleh petugas kepolisian dengan membolehkan para pengguna jalan menerobos lampu merah adalah ketika ada keadaan darurat, antara lain kerusuhan massa, demonstrasi, bencana alam, kebakaran. Selain itu, memang ada beberapa pengguna jalan yang dikecualikan dari keharusan berhenti ketika ada lampu merah seperti yang kami sebutkan sebelumnya. Selain dari pada itu, penerobosan lampu merah adalah pelanggaran lalu lintas.
 
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
 
Dasar hukum:
3.   Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengaturan Lalu Lintas dalam Keadaan Tertentu dan Penggunaan Jalan Selain Untuk Kegiatan Lalu Lintas.

Kenapa tulisan AMBULANCE di depan mobil ambulance terbalik?

Jika kita sedang berkendara di jalan dan tiba-tiba mendengar suara sirene di belakang kita apakah itu suara ambulance, pemadam kebakaran atau voorijder, tanpa berpikir panjang kita pasti akan memberikan jalan untuk didahului. Jika itu kebetulan mobil ambulance, pernahkan kita melihat tulisan ambulance yang terbalik seperti gambar di bawah ini?



Awalnya banyak yang menyangka itu suatu kesalahan, seperti yang tampak pada tulisan ambulance di belakang mobil ini:



Lalu kenapa tulisan AMBULANCE di depan mobil (harus) ditulis terbalik? 
Penasaran? Berikut alasannya:
Tulisan AMBULANCE di depan mobil sengaja dibuat terbalik dengan maksud agar pengendara di depannya melihat tulisan di spion motor atau mobil mereka tidak terbalik seperti tampak pada spion mobil di gambar di bawah ini.



Dengan demikian pengemudi motor atau mobil di depannya dengan mudah membaca tulisan AMBULANCE di spion-nya dan memberikan jalan untuk ambulance tersebut. 
Terus kenapa ada mobil ambulance yang menuliskannya terbalik di belakang mobilnya? 
Ada dua kemungkinan, kalau bukan suatu kesalahan bisa juga mobil ambulance tersebut sering 'berjalan' mundur. :-))

Sekarang anda sudah tahu alasan kenapa tulisan AMBULANCE terbalik ?

Sejarah Ambulance

Istilah Mobil ambulans berasal dari ambulare kata Latin yang berarti berjalan atau bergerak
yang merupakan referensi ke perawatan medis awal di mana pasien dipindahkan dengan mengangkat atau berputar. sejarah ambulans ini dimulai pada zaman kuno dengan menggunakan gerobak untuk mengangkut pasien. Ambulans pertama kali digunakan untuk transportasi darurat di 1487 di Spanyol meskipun istilah yang lebih tepat adalah gerobak ambulans. Mobil ambulans kata aslinya berarti sebuah rumah sakit bergerak yang mengikuti tentara dalam gerakannya. 
Kemudian istilah ini disebut sebagai area rumah sakit  di mana gerobak ambulans untuk mengangkut pasien. Keadaan ini memang menyedihkan karena berhubungan langsung dengan jiwa manusia. sejarah ambulans mengikuti sejarah peperangan. Banyak kemajuan dalam perawatan medis terjadi selama perang.

Sejarah Ambulan di Awal Tahun
Selama Perang Salib abad ke-11, Knights of St John menerima instruksi pertolongan pertama pengobatan dari dokter Arab dan Yunani. Knights of St John kemudian bertindak sebagai pekerja darurat pertama, mengobati tentara di kedua sisi medan perang dan membawa yang terluka ke tenda terdekat untuk perawatan lebih lanjut. Konsep layanan ambulans dimulai di Eropa dengan Knights of St John, pada saat yang sama ia juga menjadi praktik umum bagi hadiah kecil yang harus dibayar kepada tentara yang membawa tubuh yang terluka tentara lain untuk pengobatan medis.

Setiap diskusi tentang sejarah ambulans harus mencakup sejarah singkat Knights of St John. Knights of St John juga dikenal sebagai Hospitalier Knights atau Knights of Malta. The "Maltese Cross" yang sering dikaitkan dengan layanan darurat namanya berasal dari salib yang Kesatria mengenakan tunik pada mereka. Selain itu, "Palang Merah" juga berasal dari simbol ini.

Knights of St John didirikan pada 1080 AS untuk memberikan perawatan kepada para peziarah miskin, sakit dan terluka di Tanah Suci selama Perang Salib. Knights of St John didirikan sebagai perintah suci oleh Paus bersama dengan Ksatria Templar. Ksatria Templar dibubarkan pada 1312 oleh Raja Prancis dan sebagian besar kekayaan dan tanah dari 'Templar pergi ke Knights of St John.

Knights of St John berjuang dengan Muslim selama perang salib dan memakai surcoats hitam dengan salib putih. Akhirnya Knights of St John dibagi menjadi perintah militer dan perintah untuk merawat orang sakit. Urutan militer kemudian menjadi pelindung dari Laut Mediterania dan akhirnya telah dihapus. Urutan medis sekarang masih ada di beberapa bentuk.

Pada 1792 Surgeon-in-Kepala Perancis Grand Army, Baron Dominiquie Larrey, menciptakan resmi kelompok tentara pertama medis dalam setiap tentara di dunia. Petugas terlatih siap untuk pindah dari rumah sakit lapangan untuk memberikan pertolongan pertama dan kemudian kembali dengan punggung terluka ke rumah sakit menggunakan tandu, gerobak, gerobak atau bahkan membawa mereka.

Sejarah Ambulans dalam Perang Revolusi Amerika
Sebuah buku besar yang ditulis oleh Jack E. McCallum "Kedokteran Militer" (diterbitkan oleh ABC-CLIO, 2008) menjelaskan dengan sangat rinci sifat obat selama perang dari sudut pandang Amerika Serikat. Informasi disini digunakan di bawah kebijakan penggunaan adil.

Pada awal Perang Revolusi Amerika, ada sekitar 3500 "Dokter" di koloni-koloni. Ini adalah definisi yang luas untuk "Dokter" panjang. Hanya sekitar 200 memiliki derajat kesehatan yang sebenarnya (biasanya dilatih di Eropa) dan sisanya adalah pembantu atau tukang cukur. Konsep layanan ambulans tidak ada dan teknologi untuk mengangkut yang terluka dari medan perang tidak banyak berubah sejak Knights of St John mulai layanan ini.

Prajurit yang terluka diperkirakan mati. Ini adalah fakta perang. Pada Pertempuran Bunker Hill pada bulan Juni 1775, Jenderal Horatio Gates meninggalkan pasukan yang terluka hingga 3 hari. Jika terluka selamat dan diambil dari medan perang, mereka harus membayar sejumlah mahal untuk tempat tinggal mereka sementara mereka menerima beberapa jenis pengobatan.

Tindakan pertama dari mandat pengobatan untuk diikuti terluka setelah pertempuran dengan Massachusetts Provinsi Kongres mengamanatkan pembentukan rumah sakit militer. Setiap resimen diperlukan untuk mencari dan mendanai tempat yang bisa digunakan sebagai rumah sakit lapangan. Perawatan medis awal yang terluka mengambil pola model Inggris tapi ini tidak konsisten bahkan di tentara Inggris.

Pada 1776 penyakit perang umum merajalela di Angkatan Darat Kontinental. Penyakit-penyakit tersebut adalah cacar, kekurangan gizi, pneumonia, radang dingin dan disentri. Jenderal George Washington mengajukan petisi kepada Kongres Kontinental untuk umum medis korps. Ini didirikan pada tahun 1777 dan mulai melayani tentara 20.000. Surgeons di tentara korps medis dibayar $ 1.66/day (sekitar $ 20.00/day tahun 2007) yang jauh lebih kecil dari intendan tentara terendah dibayar.

Dengan 1781 Departemen Perang didirikan dan mengawasi korps medis. Pada akhir perang, 1200 "Dokter" menjabat Angkatan Darat Kontinental tetapi tingkat kematian masih sangat tinggi. Sekitar 250.000 tentara bertugas di Angkatan Darat Kontinental dan 25.000 meninggal dalam tugas. Dari mereka, 6500 tewas dalam pertempuran, 10.000 meninggal di rumah sakit dan sisanya meninggal dalam perjalanan. Yang terluka diangkut dengan gerobak terbuka dengan 25% dari mereka meninggal akibat infeksi. Perlakuan umum untuk patah tulang kaki adalah amputasi dengan sekitar 50% dari pasien sekarat.

Setelah perang, layanan medis dibubarkan tetapi karena tingkat kematian yang tinggi sekolah kedokteran baru diciptakan di Amerika Serikat dan tentara pribadi dilatih lebih baik untuk menangani kebutuhan medan medis.

Sejarah Ambulans dalam Perang Saudara Amerika
Pada awal ware Angkatan Darat AS pada 16.000 tentara dan 114 dokter. Setelah pemisahan diri 8 ahli bedah dan 29 ahli bedah asisten mengundurkan diri untuk bergabung dengan konfederasi ini. Kebanyakan ahli bedah ditugaskan untuk resimen tertentu. Setelah empat bulan pertama perang, Tentara Uni tumbuh menjadi 109.000 sebagian besar yang secara geografis berdasarkan resimen.

Setiap komandan resimen bertanggung jawab untuk memilih staf medisnya. Ini biasanya dokter dan staf lokal untuk itu resimen diciptakan. Hal ini memberikan kenyamanan kepada para prajurit bahwa mereka akan diperlakukan oleh orang-orang yang mereka kenal.

Dalam pertempuran pertama dari Perang Saudara, dokter resimen mendirikan stasiun bantuan dengan di beberapa ratus meter dari pertempuran dan mengangkat bendera merah sehingga tentara bisa menemukan mereka. Sering dokter tidak akan melepaskan pasien mereka untuk sering lebih baik lengkap dan rumah sakit belakang kurang ramai karena keinginan untuk merawat "Boys Lokal" dan keinginan pihak tentara untuk tinggal dengan unit mereka.

Pada pertempuran di Bull Run Juli 1861 Tentara Uni menderita 2.708 korban. Banyak dari pembawa tandu ditunjuk lari lapangan dan yang terluka dibiarkan berhari-hari. Mereka terluka yang bisa berjalan, berjalan 27 mil kembali ke Washington. Mereka yang berhasil sampai ke stasiun bantuan lebih sering daripada tidak, dikerjakan oleh dokter yang belum pernah mengoperasi pasien sebelumnya.

Kantor Surgeon General telah diciptakan oleh Departemen Perang sebelum dimulainya perang. Ini adalah pertama dalam sejarah ambulans di negara-negara Serikat. Belum pernah ada di sana posisi kabinet yang didedikasikan untuk kesehatan tentara.

Ada Jenderal Surgeon beberapa usia dan tidak efektif yang akhirnya menggantikan dengan 
34 tahun William A. Hammond pada bulan Januari 1862.
William A Hammond, US Surgeon General 1862
Hammond dibuat beberapa inovasi dalam perawatan medis militer. Dia juga dianggap sebagai Bapak Layanan Ambulans Modern. Selama masa jabatannya sebagai Ahli Bedah Umum Angkatan Darat ia menerapkan prosedur untuk membersihkan kamp rumah sakit. Konsep infeksi bakteri tidak akan ditemukan sampai tahun-tahun setelah perang tetapi orang menganggap bahwa membersihkan rumah sakit akan mengurangi kematian. Hammond benar asumsi nya.

 
 Hammond juga dihapus dari obat pelayanan umum beberapa yang tempat umum (tapi berbahaya). Obat-obatan seperti merkuri dan arsenik digunakan untuk mengobati infeksi tetapi akhirnya membunuh pasien. Rumah sakit militer yang biasanya didirikan di bangunan tua seperti gudang. Ventilasi dan cahaya tidak cukup untuk perawatan pasien. Hammond mengadopsi ide (dari Eropa) dari jenis Paviliun rumah sakit dengan ruangan cukup tersinari dan berventilasi besar. Jenis desain rumah sakit telah digunakan baik ke tahun 1970-an.

Hammond prestasi terbesar untuk merawat yang terluka terlibat pengangkutan yang terluka. Struktur komando dan kontrol militer kita kembali bekerja dan dihapus tanggung jawab untuk mengangkut terluka dari petugas line dan tanggung jawab yang ditempatkan pada korps medis. Sebuah khusus pekerjaan militer (MOS) telah dibuat menunjuk pembawa sampah spesifik dan ambulans-gerobak driver. Ini MOS masih ada di militer hari ini.

Hammond juga dirancang suatu unggul ambulans-gerobak. Dalam sejarah ambulans ini adalah ambulans tujuan pertama dibangun.
Hammond yang diminta (dan mendapat) satu ambulans untuk setiap 150 tentara dan punya dua wagon pasokan medis untuk setiap korps resimen. Sistem transportasi yang lebih baik Nya terbukti begitu baik bahwa pada pertempuran Antietam (September 1862) tandu dan ambulans pembawa-wagon memiliki setiap orang dari 9420 tentara Uni tentara yang terluka dari medan perang sebelum hari berakhir. Ini adalah suatu prestasi luar biasa dalam sejarah awal ambulans.

Sejarah Ambulans pada Periode Perang Sipil-Posting
Pelayanan rumah sakit ambulans pertama berbasis dimulai di Amerika Serikat pada 1865. Layanan ini dimulai di Rumah Sakit Umum di Cincinnati, Ohio. Pada tahun 1869 Bellevue Hospital di New York City mulai layanan ambulans di bawah arahan Edward Dalton - sebuah bekas Uni Angkatan Darat ahli bedah. Dia percaya bahwa kecepatan adalah raja. Semakin cepat layanan semakin baik hasil pasien. Nya ambulans-wagon dilakukan banyak peralatan yang lazim pada saat itu. Peralatan tersebut adalah splints, pompa perut, morfin dan brandy. Tim kuda berdiri dengan on-call dan yang menanggapi dalam waktu 30 detik dipanggil.

Mobil ambulans pertama dikelola oleh dokter dari rumah sakit. Yang pertama adalah Drs. Duncan Lee dan Robert Taylor. Mereka dianggap responden pertama New York darurat. Layanan ini sangat populer. Pada tahun 1870 mereka menanggapi 1.401 panggilan tetapi ini meningkat menjadi lebih dari 4392 panggilan pada tahun 1891.

Sekitar waktu yang sama (1867) London, Inggris mulai layanan untuk menyampaikan korban cacar ke rumah sakit. London menerima 6 kereta kuda yang telah dimodifikasi untuk menerima tandu khusus dirancang untuk membawa pasien. Ini adalah tandu ambulans pertama khusus. Para pengguna layanan ini harus membayar biaya untuk layanan ini.

Layanan ambulans Dedicated mulai di London pada tahun 1887 sebagai Brigade St John Ambulance. Brigade ini masih beroperasi hingga kini (lihat urutan St Yohanes).

Sejarah Ambulan di awal abad ke 20
Akhir abad 19 melihat penemuan mobil. Ini adalah mobil bertenaga bensin, uap bertenaga dan bahkan listrik bertenaga. Motor pertama bertenaga (listrik) ambulans melihat layanan di Chicago, IL di Michael Reese Hospital di 1899. Itu adalah pembelian dengan sumbangan dari 500 pengusaha Chicago menonjol. Pada tahun 1900 kota New York yang diperoleh pertama bermotor bertenaga (listrik) ambulans.

Mobil ambulans bensin pertama bertenaga dalam sejarah mobil ambulans adalah Ambulans Palliser diperkenalkan oleh Palliser Mayor Tentara Kanada. Ambulans ini adalah berat lapis baja dan memiliki kemudi tunggal dan lagu. Ini dirancang untuk penggunaan militer. Mobil ambulans yang diproduksi secara massal pertama kali muncul pada tahun 1909 dan diproduksi oleh Cunningham James, Jadi dan Perusahaan Rochester, NY. Perusahaan ini tercatat untuk membangun mobil jenazah dan kereta. Ambulans ini memiliki beberapa fitur utama. Ia memiliki lampu listrik yang tidak biasa pada saat itu. Tempat tidur lipat yang digunakan untuk transportasi pasien memiliki suspensi sendiri dan ada 2 kursi untuk petugas ambulans. Ia memiliki ban pneumatik, ban banyak waktu itu padat. Hal ini memberikan kenyamanan pasien lebih baik di yang merapikan gundukan. Ambulans memiliki 32 tenaga kuda 4 silinder mesin pembakaran internal. Hal ini juga telah sisi yang dipasang gong untuk memperingatkan kereta lain dan pejalan kaki yang ambulans datang melalui.

Sejarah Ambulan di Masa Perang (WW I dan WW II)
Perang Dunia I terlihat ambulans bermotor menggantikan gerobak
tenaga kuda .
 
Dalam dunia sipil, ambulans yang berbasis dari rumah sakit dan sedang dikelola oleh dokter. Beberapa daerah di negara itu digunakan telegraf dan telepon untuk memanggil polisi yang kemudian akan mengirimkan ambulans.

Peralatan pada papan ambulans juga berubah. Selain belat standar, splints traksi yang digunakan untuk melumpuhkan patah tulang paha. Ini lahir dari bukti yang dikumpulkan selama Perang Dunia I dimana perangkat ini memiliki hasil positif pada morbiditas pasien. Femurs yang stabil di bidang daripada diamputasi.

Komunikasi membaik. Banyak ambulans mulai memiliki radio dua arah. Hal ini memungkinkan untuk lebih efektif menggunakan sumber daya. Dispatcher Polisi sekarang bisa mengirimkan ambulans ke tempat mereka butuhkan.

Pada awal dari ambulans udara mulai terbentuk. Di pedalaman di Australia, jarak antara dokter dan pasien mereka yang luas. Sering dokter (juga pilot) akan terbang ke pasiennya untuk mengambil dia dan jika perlu, terbang kembali ke rumah sakit.

Selama Perang Dunia II, dokter tidak mencukupi untuk upaya perang. Banyak dokter yang direkrut menjadi militer dan menarik dari ambulans. Jasa pemakaman Banyak mengambil langkah sejak kendaraan mereka bisa mengangkut pasien dalam posisi terlentang.

Sejarah Ambulans pada Masa Pasca Perang
Korea melihat penggunaan helikopter untuk mengangkut korban luka ke Rumah Sakit Angkatan Darat (MASH).
Selama konflik Korea, lebih dari 18.000 prajurit yang terluka diangkut melalui helikopter.

Sejarah ambulans mulai berubah pada tahun 1952 setelah kecelakaan kereta api yang mengerikan di Inggris dikenal sebagai Harrow dan Wealdstone Kecelakaan Kereta Api. Ini jatuh membunuh 112 dan melukai 340 lainnya. Banyak orang mati bisa diselamatkan jika mereka memiliki peralatan yang memadai di tempat kejadian. Ambulans mulai direstrukturisasi menjadi rumah sakit bergerak bukan hanya sebuah kendaraan untuk mengangkut pasien.

Teknik menyelamatkan nyawa baru dan peralatan juga menjadi tersedia. Cardiopulmonary resusitasi (CPR) dan defibrilasi yang menjadi luar standar prosedur rumah sakit untuk serangan jantung. Sistem pengiriman oksigen dan kebutuhan untuk memiliki lebih banyak ruang di bagian belakang ambulans mengharuskan kebutuhan untuk ambulans yang disediakan lebih besar dan lebih baik.

Mobil ambulans yang berbasis telah digunakan terlalu kurang bertenaga dan terlalu kecil untuk memikul beban yang baru. Standar baru harus dikembangkan untuk membuat ambulans yang aman

Alasan Tulisan Ambulance di Depan Mobil Ambulan Terbalik

Tentu kamu pernah menjumpai mobil pelayanan seperti ambulan, mobil polisi, atau kendaraan yang bertugas melakukan pelayanan secara cepat. Nampak di bagian depannya terdapat tulisan yang di cetak terbalik. Kenapa dibuat demikian? Bukankah dengan ditulis terbalik akan semakin sulit orang membacanya? Lantas mengapa ditulis terbalik seperti itu? Dan mengapa karakter terbalik itu hanya ditulis di bagian depan kendaraan?

Salah satu kelengkapan kendaraan yang kamu termui pada kendaraan bermotor adalah kaca spion. Kaca spion atau lebih tepatnya disebut ”cermin spion” memiliki keginaan untuk mengamati objek yang ada di belakang kendaraan kamu, sehingga kamu tidak perlu menoleh ke belakang pada saat kamu mengendarai kendaraan.



Sudah menjadi sifat cermin adalah menciptakan ”bayangan” yang berkebalikan dengan objeknya, kanan menjadi kiri, kiri menjadi kanan (tetapi tidak ”membalik” atas menjadi bawah lho). Nah tulisan yang kamu baca ”lewat” cermin juga akan terlihat terbalik.

Dengan demikian, jelaslah tujuan kenapa mobil AMBULANCE memiliki tulisan terbalik di depan kendaraannya adalah agar semua pengemudi di jalan raya tetap dapat membaca tulisan ”ambulance” yang ”tidak terbalik” itu melalui cermin spion. TUlisan TErbalik hanya di pasang di bagian muka kendaraan, tidak di bagian lainnya. Diharapkan kendaraan didepan ambulan itu akan memberi ”jalan”, mempersilakan lewat karena mungkin sedang bergegas menuju tujuannya.